LANGKAR.ID,BATULICIN – Dalam rangka mengantisipasi meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada musim kemarau 2025, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu menggelar Apel Kesiapsiagaan Karhutla di Halaman Mapolres Tanah Bumbu, Senin (26/5/2025). Kegiatan ini menjadi bentuk kesiapan lintas sektor dalam menghadapi ancaman ekologis yang kerap berdampak luas terhadap masyarakat.
Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif, dalam kesempatan ini diwakili oleh Plt Asisten Pemerintahan dan Kesra, Putu Wisnu Wardana. Sementara Kapolres Tanah Bumbu, AKBP Arief Prasetya, S.I.K., M.Med.Kom., bertindak sebagai inspektur apel dan menyampaikan arahannya secara langsung.
Dalam sambutannya, Kapolres menyoroti dampak empiris Karhutla yang pernah terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Tanah Bumbu. Gangguan pada moda transportasi, khususnya penerbangan akibat jarak pandang yang rendah, menjadi bukti nyata betapa seriusnya ancaman karhutla.“Aktivitas pendidikan pun sering lumpuh, sementara kabut asap memicu lonjakan kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut),” jelasnya.
Mengacu pada proyeksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awal musim kemarau tahun ini diprediksi berlangsung bertahap sejak akhir April hingga Juni, dengan puncak kekeringan terjadi pada Juni hingga Agustus. Risiko karhutla diperkirakan meningkat tajam antara Juli hingga September, khususnya di wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua.
Kapolres menekankan bahwa apel kesiapsiagaan ini merupakan momentum strategis untuk menyatukan kekuatan, memperkuat koordinasi antar-instansi, serta memastikan kesiapan seluruh unsur mulai dari TNI, Polri, BPBD, hingga relawan dan masyarakat sipil dalam menghadapi potensi bencana. “Dengan kesiapsiagaan, kita berharap tidak ada lagi bencana kabut asap yang melumpuhkan aktivitas masyarakat dan mengancam keselamatan jiwa,” ujarnya.
Dalam sambutan Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen. Pol. Rosyanto Yudha Hermawan, S.I.K., S.H., M.H. yang dibacakan Kapolres Tanah Bumbu, disampaikan bahwa berdasarkan data aplikasi Lancang Kuning periode Januari–Mei 2025, telah terdeteksi 28 titik api kategori rendah, 529 titik sedang, dan 1 titik tinggi.“Ini menunjukkan bahwa potensi kebakaran tetap ada dan bahkan bisa meningkat. Apalagi sebagian besar wilayah Kalsel merupakan lahan gambut yang sangat rentan terbakar saat musim kemarau,” ujarnya.
Kapolda menegaskan bahwa apel ini merupakan langkah awal untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mengantisipasi bencana ekologi.“Karhutla bukan sekadar persoalan api, tetapi juga ancaman serius terhadap stabilitas ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Apel Kesiapsiagaan Karhutla Tahun 2025 ini diikuti berbagai unsur, antara lain: Satpol PP dan Damkar, BPBD, Manggala Agni, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, serta perwakilan relawan. Seluruh pihak bertekad menjaga Tanah Bumbu tetap aman dari bencana kabut asap dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran.(009)