LANGKAR.ID, Banjarbaru – Kalimantan Selatan kini punya “mesin” andalan untuk memperkuat ketahanan pangan. Unit Produksi Benih (UPB) Sungai Tabuk yang dikelola Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBTPH) Kalsel rutin menghasilkan benih padi unggul dan lokal berkualitas tinggi.
Dengan lahan 10 hektare, UPB ini menjadi salah satu pusat perbanyakan benih terbesar di Banua. Dari total lahan, sekitar 7 hektare dioptimalkan untuk produksi benih: 2 hektare padi lokal dan 5 hektare padi unggul.
“Kami produksi dua kali setahun, baik musim hujan maupun kemarau. Varietas lokal kami prioritaskan di lahan dalam yang tidak cocok untuk padi unggul,” kata Penanggung Jawab UPB Sungai Tabuk, Khairiyadi, Selasa (9/9/2025).
Rata-rata produksi mencapai 5 ton gabah kering panen per hektare. Setelah proses pengeringan dan pembersihan, hasil akhir benih siap tanam sekitar 3 ton per hektare. Benih-benih tersebut sudah disalurkan ke berbagai daerah, seperti Tapin, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut, hingga Tabalong.
Jenis benih yang diproduksi pun lengkap: Benih Dasar (BD), Benih Pokok (BP), dan Benih Sebar (BR), semuanya bersertifikat resmi. Harga ditetapkan Pemprov Kalsel, yakni Rp11.000 per kilogram untuk BD ke BP, dan Rp10.000 per kilogram untuk BR.
“Hama tikus dan burung pipit memang tantangan utama. Tapi sejauh ini produksi tetap bisa kami jaga,” jelas Khairiyadi.
Menariknya, petani bebas membeli benih dari UPB tanpa syarat khusus. “Yang penting benih dipakai optimal agar kualitas turunan tetap terjaga,” tambahnya.
Keberadaan UPB Sungai Tabuk jadi tulang punggung ketersediaan benih bermutu di Kalsel sekaligus penguat produktivitas pertanian lokal. Dengan manajemen profesional, UPB ini digadang sebagai pusat perbenihan strategis masa depan pangan Banua.(L212)