LANGKAR.ID,Banjarmasin – Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel) terus mendorong produk kriya dan wastra lokal agar mampu menembus pasar global. Melalui Pelatihan Peluang dan Pengembangan Desain Kriya dan Wastra untuk Ekspor 2025, Disdag membekali pelaku usaha dengan strategi desain dan pemahaman tren global.
“Produk kita sudah punya kekhasan budaya dan nilai estetika. Sekarang tinggal bagaimana mengemasnya sesuai selera pasar internasional,” ujar Sutikno, Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, saat membuka pelatihan di Banjarmasin, Selasa (27/5/2025), mewakili Kadisdag Kalsel, Sulkan.
Produk Lokal Sudah Tembus Filipina dan Thailand
Dalam pelatihan ini, pelaku UMKM kriya dan wastra membawa langsung produk unggulannya untuk dikurasi para ahli. Beberapa di antaranya bahkan sudah tembus pasar ekspor, seperti kain sasirangan asal Tanah Laut yang diekspor ke Filipina dan Thailand, serta anyaman purun yang diminati pasar luar negeri.
Kriya & Wastra, Identitas Budaya Bernilai Ekspor
Sutikno menjelaskan bahwa kriya dan wastra tak hanya bernilai seni, tapi juga menyimpan potensi ekonomi besar. Sasirangan, misalnya, bukan sekadar kain, tapi warisan budaya Banua yang bisa diangkat ke panggung dunia.
“Dengan desain inovatif dan strategi yang tepat, produk kriya dan wastra lokal bisa bersaing dengan produk internasional,” tegasnya.
Ekspor Kerajinan RI Capai USD 679 Juta
Data 2024 menunjukkan, ekspor kerajinan Indonesia mencapai USD 679 juta, dengan negara tujuan seperti AS, Jepang, Belanda, China, dan Taiwan. Ini jadi bukti bahwa sektor ini punya daya saing tinggi secara global.
“Kami ingin pelaku usaha di Kalsel lebih siap dan percaya diri masuk pasar ekspor. Ini bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat branding kriya dan wastra Kalsel,” pungkas Sutikno.(L212)
