LANGKAR.ID, BANJARMASIN – Upaya pemantauan hilal untuk menentukan awal Zulhijah 1446 H di Kalimantan Selatan belum membuahkan hasil. Rukyatul hilal yang digelar di salah satu hotel di Banjarmasin pada Selasa (27/5/2025) gagal melihat hilal karena cuaca mendung dan berawan.
Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Kalsel, Yamani, menjelaskan bahwa meski tinggi hilal secara astronomis sudah mencapai +2 derajat 01,35 menit, kondisi tersebut belum memenuhi syarat Imkan Rukyat terbaru.
“Kriteria baru dari Kemenag menetapkan tinggi hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat. Di Kalsel, kriteria ini belum terpenuhi,” ujar Yamani.
Ia menyebutkan bahwa hasil rukyatul hilal di Kalsel ini telah diawali dengan sidang isbat lokal oleh Pengadilan Agama Banjarmasin, namun tetap menunggu keputusan resmi pemerintah pusat.
“Keputusan penetapan awal Zulhijah akan diumumkan secara nasional oleh Menteri Agama setelah sidang isbat di tingkat pusat,” tambahnya.
Meski hilal belum terlihat di Kalimantan Selatan, sejumlah wilayah lain seperti Aceh dilaporkan memenuhi kriteria untuk penetapan awal bulan Zulhijah. Oleh karena itu, masyarakat diminta menunggu hasil final dari pemerintah.
Yamani juga menegaskan bahwa meskipun pelaksanaan puasa Arafah di Arab Saudi bisa saja berbeda, umat Islam di Indonesia tetap mengikuti tanggal 9 Zulhijah versi pemerintah Indonesia.
“Pelaksanaan puasa Arafah tetap mengacu pada tanggal 9 Zulhijah menurut keputusan pemerintah RI. Ini sudah menjadi kesepakatan para ulama di Indonesia,” tegasnya.
Untuk tingkat provinsi, rukyatul hilal kali ini hanya dilaksanakan di satu titik di Banjarmasin. Beberapa kabupaten/kota, kata Yamani, ada yang ikut serta, namun sebagian besar tidak menyelenggarakan pemantauan secara mandiri. (L212)
