LANGKAR.ID, Banjarmasin – Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menegaskan peran strategis masjid sebagai pusat peradaban saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Banjarmasin 2025, di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin, Sabtu (11/1/2025).
Acara ini dihadiri Ketua DMI Provinsi Kalsel Anwar Hadimi dan Ketua Umum DMI Banjarmasin Ahmad Nawawi. Dalam sambutannya, Ibnu Sina menekankan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat.
“Jika masjid makmur, maka masyarakat pun akan makmur. Dana yang ada harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk umat, bukan sekadar ditahan dalam saldo kas masjid,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sertifikat wakaf untuk masjid guna memastikan legalitas dan mempermudah pengelolaan.
“Dengan digitalisasi Kementerian ATR, sertifikasi masjid seharusnya bisa dipercepat,” tegasnya.
Selain itu, ia menggarisbawahi tiga aspek utama pengelolaan masjid:
✅ Idarah (administrasi)
✅ Imarah (kemakmuran masjid)
✅ Riayah (pemeliharaan fisik masjid)
Banjarmasin sendiri telah memiliki 224 masjid terdaftar dalam Sistem Informasi Masjid (SIMAS), dengan beberapa di antaranya menjadi percontohan nasional, seperti Masjid Jami Sungai Jingah dan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Ibnu Sina juga mengungkapkan rencana Sekretariat Bersama (Sekber) Khatib Dayan, yang akan menjadi wadah bagi 25 organisasi keagamaan, termasuk DMI, untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi.
“Sekber ini bukan hanya tempat, tapi jembatan komunikasi antarorganisasi agar lebih banyak kolaborasi untuk kemajuan kota,” katanya.
Musda ini diharapkan semakin memperkuat peran DMI dalam membangun masyarakat berbasis masjid yang inklusif dan progresif.
“Mari jadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi rumah bagi peradaban masyarakat,” pungkas Ibnu.(L212)
