LANGKAR.ID, Afganistan – Setelah berhasil mengambilalih pemerintahan Afganistan, kelompok bersenjata Taliban mengadakan konferensi pers resmi pertamanya di Ibu kota Afganistan, Kabul, Selasa (17/8/2021) waktu Kabul. Dalam pernyataannya, Taliban menginginkan hubungan damai dengan negara-negara lain.
Memimpin konferensi pers, Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berjanji bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan, memaafkan mereka yang menentang mereka dan memastikan Afghanistan aman. Mereka mencoba meyakinkan dunia dan penduduk yang ketakutan bahwa mereka telah berubah.
Kelompok itu sebelumnya menyatakan “amnesti” di seluruh Afghanistan dan mendesak perempuan untuk bergabung dengan pemerintahnya, mencoba menenangkan ketegangan di ibu kota yang tegang. Berbagai berita melaporkan pada sehari sebelumnya kekacauan terjadi di Bandar udara Kabul, ketika ribuan orang mengerumuni bandara internasional kota itu dalam upaya putus asa untuk melarikan diri.
Berikut transkrip lengkap konferensi pers pertama Taliban, dilansir dari Aljazeera.com dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia :
“Kami telah mengusir orang asing dan saya ingin mengucapkan selamat kepada seluruh bangsa atas ini.
Ini suatu kebanggaan, bukan hanya untuk segelintir orang. Ini adalah momen yang membanggakan bagi seluruh bangsa. Kebanggaan semacam ini jarang terjadi bila dapat dicapai. Seluruh bangsa, setelah perjalanan sejarah bangsa ini, dan oleh karena itu, atas dasar ini saya ingin mengucapkan selamat kepada seluruh bangsa dan saya ingin menyambut Anda.
Kebebasan dan pencarian kemerdekaan adalah hak yang sah dari setiap bangsa. Orang-orang Afghanistan juga menggunakan hak mereka yang sah setelah 20 tahun berjuang untuk kebebasan dan untuk membebaskan negara dari pendudukan, ini adalah hak kami dan kami mencapai hak ini.
Baca juga : Sejarah Taliban, Kelompok Muslim Bersenjata yang Kini Menguasai Pemerintahan Afganistan
Dan kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah membawa kami ke tahap ini. Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan kebebasan kepada bangsa ini. Imarah Islam, setelah kebebasan bangsa ini tidak akan [mencari] balas dendam [pada] siapa pun, kami tidak memiliki dendam terhadap siapa pun.
Kami tahu bahwa kami telah mengalami periode dan krisis yang sangat menantang, banyak kesalahan yang dibuat yang menguntungkan penjajah. Kami ingin memastikan bahwa Afghanistan bukan lagi medan konflik, medan konflik lagi.